(Sea Cucumber)
Bawah laut sebagai wilayah yang tidak mudah dijamah manusia, bukan hanya menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan, melainkan juga memendam beragam biota laut lainnya yang belum banyak diketahui. Sumber keragaman hayati yang melimpah di laut, kini mulai diburu untuk diteliti kandungannya untuk kemudian dimanfaatkan bagi berbagai keperluan, terutama obat-obatan. Biota dan mikroorganisme laut yang dapat digunakan sebagai sumber obat mempunyai struktur senyawa dan molekul berbeda dengan biota darat.
Produk farmasi kelautan memiliki ikatan yang kuat dalam karakteristik metabolisme lemak dan protein. Hal ini jauh berbeda dengan karakteristik yang didapat para ahli dari tetumbuhan dan hewan darat. Organisme laut berevolusi dengan kondisi yang jauh berbeda sehingga cara mereka memproduksi enzim dan protein pun berbeda pula. Secara kimia, enzim dan protein tersebut memiliki karakteristik yang masih perlu didalami secara analitis.
Produk alam laut yang banyak dihasilkan oleh invertebrata dan mikroba laut sebagian besar masuk kelompok Poliketida and peptida yang keduanya disintesis oleh kelompok gen yang disebut Polyketide synthase (PKS) dan Non-ribosomal peptide synthetase (NRPS). Beberapa contoh dari peptida tersebut adalah cyclosporine, penicillin dan vancomycin, sedangkan dari kelompok polyketida adalah daunorubicin, erythromycin, lovastatin dan rapamycin. Pencarian gen baik PKS dan NRPS tengah menjadi tren dalam pencarian senyawa bioaktif. Hal ini dikarenakan oleh berkembangnya bidang baru dalam bidang kimia yang disebut dengan combinatorial biosynthesis. Dengan teknik ini, berbagai jenis gen yang bertanggung jawab dalam biosintesis senyawa bioaktif yang merupakan produk alam (natural products) dapat di re-design untuk mendapatkan produk alam yang tidak didapatkan di alam (non-natural natural products).
Teripang adalah binatang laut berkulit duri (berbulu-bulu hitam) sebesar mentimun muda. Sebelum diperdagangkan komoditi yang sering juga disebut dengan sea cucumber (ketimun laut) dikeringkan terlebih dahulu. Hewan ini hidup sampai pada kedalaman lebih dari 30 meter. Di pasar lokal, harga teripang Rp 30.000 - Rp 150.000 per kg. Karena harganya yang amat menggiurkan itu, banyak pihak yang mencoba mencari teripang dimana pun berada. Perdagangan teripang global pada saat ini telah mencapai sekitar 12.000 ton teripang kering atau setara dengan 120.000 ton teripang hidup. Sejak akhir tahun 1990-an eksploitasi teripang bertambah dengan adanya kegiatan riset produk alam dan penggunaan teripang sebagai hewan akuarium.
Tahun 1994 produksi teripang Indonesia adalah sekitar 1.318.000 kg. Data terbaru tentang teripang berasal dari statistik dimana budidaya jaring apung teripang menghasilkan 42 ton selama tahun 2004. Benih yang dibudidayakan sebagian besar masih berasal dari alam. Dengan semakin banyaknya permintaan akan teripang, maka benih sebagai sumber produksi akan sulit dipenuhi dari alam serta penyediaannya tidak dapat kontinyu.
Secara klinis teripang dapat meningkatkan daya tubuh, mengurangi rasa sakit dan gatal pada permukaan kulit, menurunkan kadar gula, menurunkan kolesterol, merontokan racun dalam hati, menurunkan tekanan darah dan menyembuhkan penyakit asma kronis. Teripang mengandung 80 % protein. protein mudah dilarutkan oleh enzim pepsin. Dari sejumlah itu 80 % merupakan kalogen yang berfungsi sebagai pengikat jaringan dalam perumbuhan tulang dalam pertumbuhan tulang dan kulit. Dalam pertumbuhan tulang, suplemen kalsium saja tidak cukup, lantarang tulang terdiri dari kalsium fosfat dan kalogen sebagai pengisi. Tanpa kalogen tulang menjadi rapuh dan mudah pecah. Kandungan lain adalah mucopolusacharida populer sebagai glycosaminoglycans (GAGs). dalam Bentuk kondritin sulfat memulihkan penyakit-penyakit sendi dan membangun kembali tulang-tulang rawan. Zat tersebut mampu menghilangkan linu sendi akibat duduk terlalu lama. Cara kerjanya yaitu dengan merangsang tubuh mensekresikan cairan synovial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar